Hari-hari kian terasa berbeda,
tanpa rasa
tanpa senyuman
dan tanpa kamu yang sempat melengkapi nya.
Kamu tau?
Rasanya hampa disini,
tanpa canda
tanpa tawa dan terlebih
tanpa "kita" lagi diantaranya.
kembali mengingat 5 tahun yang lalu atau mungkin bbrapa bulan yang lalu,
sempat terukir janji-janji manis dan rencana-rencana indah yang kamu ucap.
Bahkan aku,
tanpa sadar bahwa sebetulnya kata bukanlah simbol keabadian semesta..
Bahwa rasa,
bukan pula simbol nya,
Apalagi Kita?
Mungkin kini seperti tak tercantum jua di dalamnya.
Kamu,
yang sempat dan selalu nama nya terucap dalam doa-doaku kepadaNya.
Bahkan mungkin selalu,
akan, dan selamanya.
Atau kamu,
yang sempat tampak atau mungkin hanya menemani bahkan hanya sekedar mimpi masa depan.
Kamu tau?
Ternyata hari berganti secepat janji-janji itu. Berganti secepat canda tawa yang lalu.
Bulan tak mau kalah katanya,
berganti pula ia secepat kenangan di hari itu.
Tahun pun tak mau kalah sahut nya, lalu berganti tahun secepat
rasa yang pernah ada di hatimu.
Hari itu,
Ku ketuk sebuah pintu lewat telpon genggam.
Satu, dua, bahkan ketiga kali nya
tak ku dengar lagi suaramu di balik pintu yang selalu kian menyambutnya lewat pesan singkatmu.
Ku ketuk kembali, satu, dua, dan ketiga kali nya.
Lalu, sepasang mata seolah menatap ku, menatap, dalam, dalam, terasa Makin dalam.
Tetapi...
Mata itu,
Bukan lagi sepasang bola mata yang selalu menyambutku,
Berubah!
Berubah!
Berubah!
Senyum itu,
Tak lagi memancarkan hangat sambutan untukku masuk kedalam nya.
Wajah itu,
Bukan lagi wajah yang menungguku setiap detik nya.
Hilang!
Hilang!
Semua hilang di jerat oleh waktu.
Waktu,
menghadirkan ia, sosok baru di hatimu,
membawa canda tawa baru yang menemani mu.
Bahkan,
Waktu telah tega,
Membawa senyuman hangat lain
yang kini menjaga mu.
Aku terdiam,
Tanpa rasa,
Kamu seperti menutup celah itu.
Rasanya rapat sekali,
sehingga tak dapat lagi,
aku melihat bahkan masuk ke dalam nya.
Kamu,
yang pernah berada dan sudah sejak lama di dekat ku, menemani,
bahkan yang telah ku tetapkan hati ini, sepenuhnya, seutuhnya, milik mu.
Kamu,
hatiku,
Sebagian diriku,
Separuh jiwaku, dan rumah ku,
masih adakah aku di ruang hatimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar